
Hari/ tanggal : Minggu, 1 Agustus 2013
Tempat : Masjid Al-Hidayah,
Wonosari, Pekalongan, LAMTIM
Penceramah : Bapak Boiman
Puasa Ramadhan pada hakekatnya juga mencerminkan spirit
kemerdekaan. Namun kemerdekaan yang diusung oleh puasa adalah kemerdekaan jiwa,
ruh dan mental-spiritual. Puasa pada hakekatnya adalah kekuatan pembebas (liberating power) dari belenggu
penjajahan. Bentuk penjajahan dalam konteks puasa ini adalah hal-hal yang masuk
dalam kategori penyakit ruhani, misalnya suka berbohong, berkhianat, suka
korupsi, suka maling, arogan, sombong, mau menang sendiri, anarkis, suka
bertindak sewenang-wenang dan sebagainya.
Tujuan
puasa tidak lain adalah membebaskan jiwa atau hati (qolb) kita dari penyakit-penyakit ruhani itu.
Karena dengan terjajahnya hati dari penyakit-penyakit tersebut bisa menjadikan
diri seseorang berjalan tidak tabil dan kacau.
Selama
ini para manusia, cenderung suka bermewah-mewah, hidup hedonis dan glamor. Mereka
justru melakukan korupsi berjamaah, berbagi-bagi uang dan berfoya-foya.
Eksisnya penyakit-penyakit hati tersebut merupakan indikasi bahwa hati dan jiwa
kita masih terjajah.Puasa disyariatkan tidak lain adalah untuk membabat habis
mental dan hati yang rusak tersebut.
Kurang lebih itulah ringkasan ceramah tarawih yang
berhasil saya rekam dalam memori saya dan bisa saya tuliskan kembali dalam
versi saya, semoga Anda bisa menangkap pesan utama atau intisari dari uraian
ceramahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar